Kamis, 17 November 2011

Biologi Molekuler _Dinamika Karotenoid pada Ikan


HUBUNGAN KANDUNGAN KAROTENOID DENGAN ANTIOKSIDAN ENZIMATIK (SUPEROXIDE DISMUTASE, CATALASE, GLUTATHIONE PEROXIDASE)
DALAM TUBUH IKAN

oleh : Dece Elisabeth Sahertian
Hubungan kandungan karotenoid dengan antioksidan enzimatik (enzymatic antioxidants) seperti superoxide dismutase, catalase, glutathione peroxidase dalam tubuh ikan (induk ikan jantan dan atau ikan betina, atau ikan dewasa)

......................................................................................................................................................................

Sistem pertahanan antioksidan (OAS: Antioxidative Defense System) diperlukan untuk menjaga homeostatis redoks pada organisme. Oksigen radikal bebas dan spesies oksigen reaktif (ROS : Reactive Oxygen Species) lainnya dapat bereaksi dengan komponen seluler utama, sehingga merusak jaringan dan menyebabkan stres oksidatif yang mencakup oksidasi protein, DNA serta peroksidasi lipid tak jenuh di membran sel (Vinodhini  & Narayanan, 2007 ; Radovanović, et al., 2010). OAS meliputi komponen enzimatik dan non-enzimatik yang mampu menetralisir ROS yang terus menerus diproduksi selama metabolisme aerobik. komponen enzimatik adalah Superoxide Dismutase (SOD), catalase (CAT), Glutathione Peroxidase (GSH-Px), Glutathione Reduktase (GR) dan biotransformasi tahap II enzim Gluthatione-s-Transferase (GST) (Radovanović, et al., 2010). Logam berat di air yang terkontaminasi biasanya hadir dalam bentuk ionik. Ion-ion tersebut dapat menyebabkan efek merusak pada organ, seperti hati, insang, gonad, dan komponen darah (Radi & Matkovics,1988 dalam Vinodhini  & Narayanan, 2007). Aktivitas enzim-enzim antioksidan  pada ikan akan meningkat yang menunjukkan sifat pertahanan dan mekanisme adaptif sel terhadap toksisitas akibat radikal bebas (Vinodhini  & Narayanan, 2007). Sedangkan komponen non-enzimatik antioksidan untuk pertahanan terhadap radikal bebas adalah vitamin E, C dan A, karotenoid, dan ubiquinol 10. Karotenoid adalah sumber antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Menurut Deshpande, et al. (1996) dalam Bragadóttir (2001), karotenoid diketahui berfungsi untuk menonaktifkan radikal bebas baik secara in vitro dan in vivo. Diperkuat dengan pendapat Nakano, (1999) dalam Maoka, (2011) yang menyatakan bahwa karotenoid memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik untuk menangkap singlet oksigen dan menghambat peroksidasi lipid. Berdasarkan pernyataan di atas maka hubungan antara karotenoid dan enzim antioksidan pada ikan adalah memiliki peranan yang sama dalam menangkal radikal bebas dengan mekanisme pertahanan yang dilakukan adalah pertahanan adaptif sel yaitu pada struktur DNA, protein oksidasi dan induksi peroksidasi lipid. Karotenoid bereaksi dengan radikal peroksil untuk membentuk resonan yang stabil dan melalui transfer elektron untuk membentuk alkil peroksida anion dan kation radikal karotenoid (Britton, 1995 dalam Bragadóttir, 2001). Dari mekanisme ini maka, karotenoid berfungsi untuk melengkapi aksi molekul antioksidan seperti katalase, peroksidase, vitamin C dan vitamin E yang sangat efektif pada konsentrasi oksigen yang normal.

Reference

Bragadóttir, m. 2001. Endogenous Antioxidants in Fish. Thesis. University of Iceland.

Maoka, t. 2011. Carotenoids in Marine Animals. Marine Drugs. 9, pp. 278-293

Radovanović, t. b. et al., 2010. Superoxide Dismutase and Catalase Activities in the Liver and Muscle of Barbel (Barbus Barbus) and its Intestinal Parasite (Pomphoryinchus Laevis) from the Danube River, Serbia. Arch. Biol. Sci. Belgrade, 62 (1), pp. 97-105.

Vinodhini, R., & Narayanan, M., 2009. Biochemical Changes of Antioxidant Enzymes in Common Carp (Cyprinus Carpio l.) After Heavy Metal Exposure. Turk. J. Vet. Anim. Sci.
33(4), pp. 273-278.