HUBUNGAN
KANDUNGAN KAROTENOID DENGAN ANTIOKSIDAN ENZIMATIK (SUPEROXIDE DISMUTASE,
CATALASE, GLUTATHIONE PEROXIDASE)
DALAM
TUBUH IKAN
oleh : Dece Elisabeth Sahertian
Hubungan kandungan karotenoid dengan antioksidan enzimatik
(enzymatic antioxidants) seperti superoxide dismutase, catalase, glutathione
peroxidase dalam tubuh ikan (induk ikan jantan dan atau ikan betina, atau ikan
dewasa)
......................................................................................................................................................................
Sistem
pertahanan antioksidan (OAS: Antioxidative Defense System) diperlukan untuk
menjaga homeostatis redoks pada organisme. Oksigen radikal bebas dan spesies
oksigen reaktif (ROS : Reactive Oxygen Species) lainnya dapat bereaksi dengan
komponen seluler utama, sehingga merusak jaringan dan menyebabkan stres
oksidatif yang mencakup oksidasi protein, DNA serta peroksidasi lipid tak jenuh
di membran sel (Vinodhini &
Narayanan, 2007 ; Radovanović, et al., 2010). OAS meliputi komponen enzimatik
dan non-enzimatik yang mampu menetralisir ROS yang terus menerus diproduksi
selama metabolisme aerobik. komponen enzimatik adalah Superoxide Dismutase (SOD),
catalase (CAT), Glutathione Peroxidase (GSH-Px), Glutathione Reduktase (GR) dan
biotransformasi tahap II enzim Gluthatione-s-Transferase (GST) (Radovanović, et
al., 2010). Logam berat di air yang terkontaminasi biasanya hadir dalam bentuk
ionik. Ion-ion tersebut dapat menyebabkan efek merusak pada organ, seperti
hati, insang, gonad, dan komponen darah (Radi & Matkovics,1988 dalam Vinodhini & Narayanan, 2007). Aktivitas enzim-enzim
antioksidan pada ikan akan meningkat
yang menunjukkan sifat pertahanan dan mekanisme adaptif sel terhadap toksisitas
akibat radikal bebas (Vinodhini & Narayanan,
2007). Sedangkan komponen non-enzimatik antioksidan untuk pertahanan terhadap
radikal bebas adalah vitamin E, C dan A, karotenoid, dan ubiquinol 10. Karotenoid
adalah sumber antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Menurut
Deshpande, et al. (1996) dalam Bragadóttir
(2001), karotenoid diketahui berfungsi untuk menonaktifkan radikal bebas baik
secara in vitro dan in vivo. Diperkuat dengan pendapat Nakano, (1999) dalam Maoka, (2011) yang menyatakan
bahwa karotenoid memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik untuk
menangkap singlet oksigen dan menghambat peroksidasi lipid. Berdasarkan
pernyataan di atas maka hubungan antara karotenoid dan enzim antioksidan pada
ikan adalah memiliki peranan yang sama dalam menangkal radikal bebas dengan mekanisme
pertahanan yang dilakukan adalah pertahanan adaptif sel yaitu pada struktur DNA,
protein oksidasi dan induksi peroksidasi lipid. Karotenoid bereaksi dengan
radikal peroksil untuk membentuk resonan yang stabil dan melalui transfer
elektron untuk membentuk alkil peroksida anion dan kation radikal karotenoid (Britton,
1995 dalam Bragadóttir, 2001). Dari
mekanisme ini maka, karotenoid berfungsi untuk melengkapi aksi molekul
antioksidan seperti katalase, peroksidase, vitamin C dan vitamin E yang sangat
efektif pada konsentrasi oksigen yang normal.
Reference
Bragadóttir,
m. 2001. Endogenous
Antioxidants in Fish. Thesis. University of Iceland.
Maoka, t. 2011. Carotenoids
in Marine Animals. Marine Drugs. 9, pp. 278-293
Radovanović, t. b. et al., 2010. Superoxide
Dismutase and Catalase Activities in the Liver and Muscle of Barbel (Barbus
Barbus) and its Intestinal Parasite (Pomphoryinchus Laevis) from the
Danube River, Serbia. Arch. Biol. Sci. Belgrade, 62 (1), pp.
97-105.
Vinodhini, R., & Narayanan, M.,
2009. Biochemical Changes of Antioxidant
Enzymes in Common Carp (Cyprinus Carpio l.) After Heavy Metal Exposure. Turk. J. Vet. Anim. Sci.
33(4), pp. 273-278.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar