DEFISIT AIR (GEN
LEA)
BY : DECE ELISABETH SAHERTIAN
Air merupakan sumber daya alam yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Pada kondisi tertentu tanaman dapat
mengalami defisit air, akibat transpirasi yang berlebihan atau kurangnya
ketersediaan air di daerah perakaran. Untuk mempertahankan diri dari kondisi defisit
air tersebut tanaman memiliki berbagai mekanisme, salah satu adalah mekanisme
secara fisiologi. Tanaman yang mengalami defisit air akan menghasilkan
produk-produk yang merupakan respons tanaman terhadap kondisi stress tersebut. Produk yang dihasilkan
merupakan hasil dari ekspresi gen yang mengalami induksi sebagai respons
terhadap signal defisit air yang
diterimanya. Produk yang dihasilkan gen diklasifikasikan ke dalam 2 grup yaitu:
grup protein yang berfungsi dalam toleransi terhadap stress dan grup protein yang berhubungan dengan pengaturan
tranduksi signal dan ekspresi gen
sebagai respons terhadap stress.
Ekspresi Gen
Selama Periode Defisit Air
Sejumlah respons terhadap defisit air
dikontrol oleh gen dengan berbagai fungsi yang berbeda. Ketika air hilang dari
sel, proses pengaturan dimulai dari metabolisme sel ke kondisi seluler baru.
Pada waktu yang bersamaan, penghambatan pertumbuhan, dan perubahan lintasan perkembangan
akan menghasilkan perubahan ekspresi gen. Beberapa gen yang diinduksi oleh defisit
air mengkode produk gen yang diduga berfungsi untuk melindungi fungsi sel.
Stress
air mengakibatkan munculnya suatu signal.
Signal tersebut diterima oleh suatu
penerima signal (signal perception)
yang selanjutnya ditranduksi oleh berbagai faktor seperti ABA, Ca+
dan IP3 signal yang ditransduksikan
tersebut diterima oleh gen sehingga gen terinduksi dan menghasilkan berbagai
produk. Produk yang dihasilkan gen diklasifikasikan ke dalam 2 grup yaitu :
1.
Grup protein
yang berfungsi dalam toleransi terhadap stress yaitu : (1) Protein
yang memiliki celah saluran air yang
berhubungan dengan perpindahan air melalui membrane, (2) Enzim yang dibutuhkan
dalam biosintesis osmolit (prolin, betain, dan sukrosa), (3) Protein yang
berfungsi melindungi makromolekul dan membran (LEA protein, osmotin, chaperon,
dan protein pengikat mRNA), (4) Protease untuk perombakan protein (thiol
proteases, clp proteases, ubiquitin), (5) Detoxifikase enzim (glutathione
S-superoxide dismutase, ascorbat peroksidase)
2. Grup protein
yang berhubungan dengan pengaturan transduksi signal dan ekspresi gen sebagai respons terhadap stress yaitu protein kinase, faktor
transkripsi, PLC, dan protein 14-3-3.
Beberapa gen
yang diinduksi oleh defisit air mengkode produk gen yang diduga berfungsi untuk
melindungi fungsi sel. Secara garis besar ada dua fungsi grup protein yang
berfungsi dalam toleransi terhadap stress yaitu :
a.
Proteksi Struktur
Sel
Sejumlah produk
gen yang dihasilkan diduga untuk melindungi struktur sel dari efek kehilangan
air. Gen-gen ini sering disebut LEA yang merupakan gen yang pertama kali
dieskpresikan selama permatangan dan fase pengeringan dalam perkembangan biji.
Gen-gen ini diekspresikan pada jaringan vegetatif selama periode kehilangan air
akibat defisit air, stress osmotis,
dan stress suhu rendah. Paling sedikit
ada 6 kelompok gen LEA yang telah teridentifikasi, berdasarkan rangkaian asam
amino yang mirip pada beberapa spesies. Mayoritas produk LEA gen adalah
hidropilik predominan, komposisi asam amino umumnya tidak terdapat Cys dan Trp
dan terdapat di sitoplasma. Rangkaian asam amino individual dan protein
struktur yang masing-masing grup LEA protein diduga mempunyai fungsi spesifik.
Fungsi yang diperkirakan termasuk mengendalikan ion asing, proteksi protein,
proteksi membran, dan renaturasi protein.
Grup protein LEA
(family D-7 atau grup 3) diduga mempunyai peranan dalam mengendalikan ion yang
terkonsentrasi selama dehidrasi sel. Protein ini memiliki pola 11-mer asam
amino degan rangkaian umum TAQAAKEKAGE yang diulang sebanyak 13 kali. Pola ini
diduga membentuk amphiphilic a-helix.
Permukaan hidrofobik penting dalam pembentukan homodimer dan permukaan luar
yang mengendalikan ion yang konsentrasinya meningkat selama defisit air. Grup
LEA protein family D-29 atau grup 5 juga diduga mengendalikan ion selama kehilangan
air. Family D-19 atau grup 1 diduga meningkatkan kapasitas mengikat air.
Protein-protein ini memiliki persentase asam amino Glysin.
Stress air menginduksi
aktivitas gen yang berguna untuk melindungi struktur sel. Protein-protein yang
disintesis sebagai akibat ekspresi gen mempnnyai fungsi penting pada kondisi defisit
tersebut ekspresi gen berbeda akan menyebabkan perbedaan toleransi dalam
spesies. Fungsi produk gen ini akan dibutuhkan selama stress berat, karena bila air yang cukup tersedia hilang
mengakibatkan kerusakan sel.
b.
Penyesuaian
Osmotis (Osmotic Adjustment)
Mempertahankam
potensial air total selama defisit air dapat dicapai melalui osmotic adjustment. Reduksi potensial
air sel di bawah potensial air eksternal dihasilkan dari penurunan potensial
osmotis, menyebabkan air pindah ke dalam sel. Potensial osmosis da dalam sel
lebih rendah dengan cara mengakumulasi osmolit (solut yang cocok) dalam
sitoplasma. Gen-gen yang mengkode enzim untuk tahap-tahap ini untuk pembentukan
osmolit telah diidentifikasi dalam beberapa kasus menunjukkan bahwa gen-gen
tersebut diinduksi oleh defisit air.
Gen mempunyai
peranan dalam proteksi dan osmotic
adjustment. Gen yang berhubungan dalam 2 tipe mekanisme degradasi protein
yaitu protease dan ubiquitin, dirangsang oleh stress air. Produk gen ini berhubungan dengan degradasi protein
yang mengalami denaturasi selama sel kehilangan air. Sebagai tambahan gen yang
berpotensial dalam mengatur dan memberi signal
selama periode stress air seperti
protein kinase, protein inti dan protein pengikat RNA.
Tanaman jagung
yang mengalami stress air selama 10
hari menunjukkan perubahan protein dalam daun, yaitu 78 perubahan protein dari
413 protein menunjukkan variasi kuantitatif yang nyata, dengan 38 jenis
menunjukkan ekspresi yang berbeda dalam 2 genotipe, 11 protein meningkat 1.3-5
kali pada tanaman stress, dan 8
protein ditemui hanya pada tanaman stress.
DAFTAR PUSTAKA
Anominous. 2010.
Stress Air Pada Tanaman Jagung.
id.wikipedia.org/wiki/jagung. (3 Desember 2010)
Nurhayati,
Rizman & Hanifah. 2006. Ekspresi Gen
Defisit Air. www.repository.usu.ac.id/bitstream/ ekspresi/gen/defisit/air.
(3 Desember 2010)
Salisbury, F.B. & C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Penerbit
ITB. Bandung.
07/12/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar