Solusi Kekurangan Vitamin A : Konversi ß-Karoten menjadi Vitamin A pada Jeruk Keprok
by : DECE ELISABETH SAHERTIAN
Kekurangan vitamin A di dunia Barat hampir tidak tampak. Hal
ini disebabkan karena sumber vitamin A sangatlah melimpah. Tapi kekurangan vitamin A tetap
menjadi masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Kekurangan vitamin A sangat rentan bagi
ibu-ibu menyusui dan bayinya serta anak-anak. Hubungan antara ibu menyusui dan
bayinya berinteraksi pada kesehatan, pertumbuhan dan imunitas yang berkaitan
dengan ketersediaan gizi terutama vitamin A, zat besi dan seng. Pertumbuhan
anak dipengaruhi oleh faktor gizi dan faktor lingkungan Jadi, substansial
efek pertumbuhan tidak hanya dari satu gizi seperti suplemen vitamin
A, kecuali mungkin dalam populasi di mana kekurangan vitamin A. Ditemukan bahwa
suplemen sederhana vitamin A dapat meningkatkan pertumbuhan linier secara
keseluruhan, tetapi efek yang mayoritas vitamin A pada anak-anak yang
defisiensi.
Pada tahun 1988, menurut WHO/FAO, sejumlah provitamin A dalam diet memiliki aktifitas
vitamin A yang sama dengan 1 mcg retinol
adalah 6 mcg ß-karoten
atau 12 mcg provitamin
A karotenoid lainnya. Efisiensi konversi ini disebut sebagai bioefficacy. Sehingga, 2 mcg ß-karoten dalam minyak atau 12 mcg ß-karoten dalam makanan memiliki aktifitas vitamin A
yang sama dengan 1mcg retinol.
US Institute of Medicine (IOM) dengan faktor konversi baru, mengusulkan agar 12 mg ß-karoten dalam diet memiliki aktifitas vitamin A
yang sama sebagai 1 mcg retinol.
Namun, dengan menggunakan tingkat konversi baru IOM, populasi di negara-negara
berkembang tidak bisa mencapai kecukupan. Beberapa studi di Indonesia dan Vietnam menemukan bahwa
sebanyak 21 mcg ß-karoten dalam
diet campuran (dengan rasio sayuran untuk buah 4:1) aktifitas vitamin A yang sama sebagai 1 mcg retinol. Oleh karena
itu, mengendalikan kekurangan vitamin A di negara-negara berkembang tidak hanya
membutuhkan sebuah suplemen vitamin tetapi juga pendekatan berbasis pangan,
termasuk fortifikasi makanan, dan pengenalan strain tanaman baru dengan peningkatan
aktifitas vitamin A.
Provitamin A, khususnya β-karoten dalam buah dan
sayuran, adalah sumber utama vitamin A
(retinol) contohnya pada buah jeruk dan
sayuran berdaun hijau. Menurut de Pee dkk
(1998), tidak ada perbedaan gizi yang ditampilkan antara 2 sumber karotenoid
provitamin A menjadi vitamin A. Hal ini ditunjukkan bahwa buah lebih efektif
daripada sayuran dalam meningkatkan konsentrasi serum ß-karoten. Namun,
konsentrasi serum ß-karoten bukan merupakan indikator yang akurat dari vitamin
A.
Untuk mengurangi morbiditas,
mortalitas dan kebutaan karena kekurangan vitamin A pada anak di negara-negara berkembang telah
dicegah dengan pemberian suplemen vitamin A. Di Ethiopia telah dibuat suatu
program pemberian kapsul vitamin A bagi anak-anak prasekolah yang dapat
membantu melindungi anak-anak dari kekurangan gizi dan untuk mengurangi
kematian balita di Ethiopia (Semba, dkk.,
2008).
Saat ini,
sekitar 250 juta anak prasekolah di dunia kekurangan vitamin A, dan 250 000-500 000 anak-anak itu buta setiap tahun. Dari
anak-anak yang buta, setengahnya mati dalam waktu satu tahun. Kesadaran dari
pihak internasional tentang peran vitamin A dalam meningkatkan dan menjaga
kesehatan anak prasekolah sehingga selama puluhan tahun telah disediakan
suplemen vitamin A bagi anak-anak prasekolah (Rotondi, dkk.,
2010).
Secara
umum, semua bayi dilahirkan dengan kebutuhan vitamin A yang rendah tergantung
asupan ASI dari ibunya. Studi yang
dilakukan di Bangladesh, India dan Indonesia telah menunjukkan penurunan di semua penyebab kematian (masing-masing 15%, 22% dan 63%) pada bayi yang menerima suplementasi
vitamin A relatif terhadap kontrol. Pemberian
vitamin A pada
neonatus juga telah ditemukan secara
signifikan untuk
mengurangi diare dan demam (Rotondi, dkk.,
2010).
Vitamin A DRI (Diet Referensi Intakes, rekomendasi
diet terbaru yang ditetapkan pemerintah) untuk wanita dewasa
rata-rata adalah 0.7mg (700μg) dan 0.9mg (900μg) aktivitas retinol ekuivalen
(RAE) untuk laki-laki. Aktivitas
retinol ekuivalen sama dengan
1μg (mikrogram) dari retinol, 12μg beta-karoten (dibutuhkan 12 kali lebih banyak ß-karoten untuk
menghasilkan efek yang sama), dan 24μg untuk karotenoid lain. Sedangkan
menurut FAO (2004) dalam Burri (2011), aktifitas retinol ekuivalen sama dengan
12 μg beta-cryptoxanthin untuk makanan.
Solusi:
Jeruk keprok mengandung karotenoid
yang membentuk vitamin A. Kekurangan dari vitamin A umumnya di selatan Asia dan
Afrika, yang dapat menyebabkan kebutaan dan lebih dari satu setengah juta terjadi
kematian setiap tahun. Suatu studi menjelaskan potensi jeruk keprok untuk mencegah kekurangan vitamin A di seluruh dunia. ß-karoten lebih baik diserap dari buah jeruk dan
berdaun hijau (De
Pee dkk. 1998). Penelitian terbaru telah menyarankan
bahwa makanan kaya ß-cryptoxanthin,
seperti
jeruk keprok dan jeruk, merupakan sumber yang
baik.
Menurut Burri (2011), perkiraan
kandungan karotenoid standar dalam 100 g jeruk keprok antara lain 13 mg ß-karoten, 4.2 α-karoten dan 34 mg ß-cryptoxanthin.
Untuk kalengan dan perasan mengandung 30 mg ß-karoten, 5.5 α-karoten dan 64 mg ß-cryptoxanthin.
Tabel
1. RDA untuk vitamin A (RAE)
Subyek
|
umur
|
Laki-laki : μg/hari
|
Perempuan : μg/hari
|
Bayi
|
0-6 bulan
|
400
|
400
|
Bayi
|
7-12 bulan
|
500
|
500
|
Anak
|
1-3 tahun
|
300
|
300
|
Remaja dan dewasa
|
14-18 tahun
|
900
|
700
|
Ibu hamil
|
19 tahun keatas
|
-
|
770
|
Ibu menyusui
|
18 tahun
|
-
|
1200
|
Sebagai
contoh diketahui 100 gram jeruk keprok (standar) mengandung 34 mg ß-cryptoxanthin. Kebutuhan
anak akan vitamin A adalah 300 μg
RE perhari
dan ibu menyusui 1200 μg
RE perhari. Penyelesaian :
1.
Anak
34 mg ß-cryptoxanthin /100 g jeruk jeprok =
34000 μg
ß-cryptoxanthin /100
g
Untuk 1 g bahan = 340 μg ß-cryptoxanthin
300 μg RE x 12 μg ß-cryptoxanthin = 3600 μg ß-cryptoxanthin
Maka
untuk memenuhi kebutuhan bahan per hari
diperoleh dari 3600 μg
ß-cryptoxanthin
/ 340
μg
ß-cryptoxanthin yaitu 10.58 g bahan.
2. Ibu menyusui
34 mg ß-cryptoxanthin /100 g = 34000 μg ß-cryptoxanthin /100 g
Untuk 1 g bahan = 340 μg ß-cryptoxanthin
1200 μg RE x 12 μg ß-cryptoxanthin = 14400 μg ß-cryptoxanthin
Maka
untuk memenuhi kebutuhan bahan per hari diperoleh dari 28800 μg ß-cryptoxanthin
/ 340
μg
ß-cryptoxanthin yaitu 42.35 g bahan.
Kesimpulan : berdasarkan perhitungan
di atas diperoleh 10.58 g bahan untuk memenuhi kebutuhan vitamin A anak per
hari dan 42.35 g bahan untuk ibu menyusui. Jadi ibu
menyusui membutuhkan 4 kali lipat lebih banyak dari kebutuhan anak.
Daftar Pustaka
Rotondi, M. A., & Khobzi, N. 2010. Vitamin A supplementation and
neonatal mortality in the developing world: a meta-regression of
cluster-randomized trials. Bulletin of the World Health
Organization, 88, pp. 697-702.
Anonim, 2010. Vitamin A and Your
Health. [online] http://www.healthknot.com/vitaminA.html [accessed 17 Juli 2010].
Burri, B. J., Chang, J. S. T., &
Turner, T. 2011. Citrus can help prevent vitamin A
deficiency in developing countries. California
Agriculture. 65 (3), pp. 130-135.
Semba, R. D., dkk. 2008. Coverage of the National Vitamin A
Supplementation Program in Ethiopia. J Trop Pediatr, 54 (2), pp, 141-144.
I Love Pigment.....^^
TERIMA kasih informasinya kakak, jadi kalau orang indonesia dikali 21 untuk mencapai 1 ug retinol ya kak?
BalasHapus