SERBUK
SARI (POLEN) MENJADI PEMBAWA SEL-SEL SPERMA PADA TUMBUHAN BERBIJI
Bab 30 Bagian 2
by : Dece Elisabeth Sahertian
Masalah yang
harus dianalisis adalah pada pernyataan :
1. Mikrospora
berkembang menjadi butiran serbuk sari, yang jika matang menjadi gametofit
jantan tumbuhan berbiji (hal 172, alinea pertama, baris 3-5).
Menurut
Hidayat (1995), peristiwa mikrosporogenesis terjadi pada antera yang sedang
berkembang, mikrosporangium terdiri dari sel sporogen yang ada di dalam rongga
kantung polen dan sejumlah lapisan khusus di sebelah luarnya. Jaringan sporogen
juga berasal dari sel pariental primer yang ditemukan pada awal pembentukan anther. Sel sporogen masih dapat
bermitosis menghasilkan lebih banyak sel sporogen atau langsung menjadi sel
induk mikrospora. Meiosis terjadi dalam sel induk mikrospora, menghasilkan
tetrad yang terdiri dari empat sel mikrospora yang haploid. Di stadium ini
mikrospora biasanya berpisah. Sebelum lepasnya polen dari anther, mikrospora mengalami mitosis, menghasilkan sel vegetatif
dan sel generatif yang tidak sama besar. Inti sel generatif membelah secara
mitosis dan menghasilkan 2 gamet jantan (2 sel sperma). Jadi, hasil
mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari (polen).
Berdasarkan
pernyataan di atas, mikrospora bukannya berkembang menjadi butiran serbuk sari
namun, mikrospora adalah butiran serbuk sari yang merupakan bentuk awal
perkembangan gametofit jantan. Mikrospora ini akan mengalami mitosis
menghasilkan sel vegetatif dan sel
generatif. Dan kemudian sel generatif menghasilkan gametofit jantan.
Pada
Angiosperma, waktu tumbuhan sedang berbunga maka, dihasilkan mikrospora dan
megaspora. Mikrospora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai
serbuk sari, sedangkan megaspora berkembang menjadi gametofit betina yang
merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian
dari bakal biji. Pada Gimnosperma, mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspora yang tunggal
menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia.
Keduanya dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang
tersusun spiral pada aksis strobili ( Nasution, 2009).
2. Suatu
butiran serbuk sari atau gametofit jantan, jatuh di sekitar bakal biji. (Hal.
173, alinea pertama, baris 8-9)
Menurut Elisa (2004) dalam
Nasution (2009), penyerbukan merupakan pengangkutan serbuk sari (polen) dari kepala sari (anther) ke putik (pistillum) atau peristiwa jatuhnya serbuk sari di atas kepala
putik. Peristiwa ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi.
Penyerbukan atau persarian adalah suatu
peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik untuk tumbuhan biji tertutup,
atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji untuk tumbuhan biji terbuka.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti
segera dengan tumbuhnya buluh
serbuk yang
memasuki saluran putik menuju bakal
biji. Di bakal biji terjadi peristiwa
penting berikutnya yaitu pembuahan.
Dari beberapa pernyataan atau
pengertian penyerbukan di atas, maka suatu butiran serbuk sari bukan jatuh di
sekitar bakal biji namun, pada kepala putik dan / atau langsung pada bakal
biji. Pada Gimnosperma serbuk sari dapat langsung mencapai bakal biji, namun
pada Angiosperma bakal biji tertutup oleh daun buah (karpel) sehingga serbuk
sari harus menembus jaringan daun buah tersebut sebelum mencapai bakal biji.
(Loveless, 1989). Kemudian yang terjadi pada serbuk sari setelah penyerbukan
adalah eksin akan pecah dan intin membuat tabung serbuk sari (pollen tube) di kelapa putik sehingga di
dalamnya mengandung dua inti yaitu inti tabung dan inti generatif. Inti
generatif membelah menghasilkan dua inti sperma. Buluh serbuk memanjang menuju
mikropil. Jika
serbuk sari jatuh di sekitar bakal biji tentu proses berikutnya tidak akan
terjadi yaitu pembuahan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung.
Loveless, A.R. 1989. Prinsip-Prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Nasution, Ahmad S. 2009. Pembungaan, Penyerbukan dan
Pembuahan Tanaman.
http://elisa.ugm.ac.id/chapter_view.php?BIO3107.Paleobotani&305. (di akses tgl.
9 November 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar